Sungguminasa — Komitmen Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Sungguminasa dalam mendukung peningkatan kualitas pembinaan di lingkungan pemasyarakatan kembali dibuktikan. Setelah sebelumnya menerima kunjungan studi tiru dari Lapas Kelas IIA Parepare dan Lapas Takalar, kali ini giliran Lapas Kelas IIB Maros yang melakukan studi tiru pelaksanaan program rehabilitasi sosial di Lapas Narkotika Sungguminasa pada Senin, 28 Juli 2025.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Lapas Maros untuk memperkuat program pembinaan berbasis rehabilitasi, terutama dalam penanganan warga binaan penyalahguna narkotika.
Dalam kunjungan tersebut, tim dari Lapas Maros disambut langsung oleh jajaran struktural Lapas Narkotika Sungguminasa dan diberikan kesempatan untuk berdialog langsung dengan warga binaan yang sedang mengikuti program rehabilitasi sosial aktif.
Selain berdiskusi mengenai pola pelaksanaan rehabilitasi, metode pendampingan, dan mekanisme pelaporan kegiatan, tim juga mendapatkan gambaran nyata mengenai peran konselor internal dan strategi pelibatan warga binaan dalam program yang telah berjalan selama beberapa tahun terakhir ini.
Kepala Lapas Narkotika Sungguminasa, Gunawan, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan oleh UPT lain untuk menjadikan Lapas Narkotika Sungguminasa sebagai referensi.
“Kami terbuka untuk seluruh UPT Pemasyarakatan yang ingin belajar atau mengembangkan program serupa.
Prinsip kami sederhana: jika apa yang kami jalankan bisa bermanfaat bagi UPT lain, maka sudah sepatutnya kami berbagi. Bahkan kami siap membantu dari sisi teknis, termasuk dukungan konselor internal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kalapas Gunawan menegaskan bahwa program rehabilitasi sosial ini bukan hanya unggulan, tetapi sudah menjadi bagian integral dalam proses pembinaan narapidana.
Sinergi antar-UPT dinilai penting untuk memastikan pemerataan layanan pembinaan dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam sistem pemasyarakatan.
Kegiatan studi tiru ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan pertukaran dokumen teknis sebagai bahan perbandingan serta penguatan kerja sama antar lembaga.