MAKASSAR – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Maros turut berpartisipasi dalam kunjungan kerja Komisi XIII DPR RI bersama Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Selatan serta Lapas Kelas I Makassar, Kamis (6/2).
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pemasyarakatan di Sulawesi Selatan. Dalam kunjungan di Lapas Kelas I Makassar, rombongan meninjau beberapa fasilitas utama, di antaranya Unit Garmen, Dapur Lapas, serta Pameran Hasil Karya Warga Binaan.
Kepala Lapas Maros, Ali Imran, menyampaikan bahwa partisipasi Lapas Maros dalam kegiatan ini menjadi momen penting untuk menyampaikan perkembangan serta tantangan yang dihadapi dalam pembinaan warga binaan.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pembinaan dan pelayanan di Lapas Maros sesuai dengan arahan dari Dirjen PAS dan hasil evaluasi dari Komisi XIII DPR RI,” ujar Imran.
Dalam tinjauan ke Unit Garmen, Anggota Tim Komisi XIII DPR RI, Sugiat Santoso dari Fraksi Gerindra, mengapresiasi keterampilan warga binaan dalam produksi pakaian. Ia menekankan pentingnya peningkatan fasilitas serta akses pasar bagi produk yang dihasilkan.
“Kami melihat langsung bagaimana warga binaan memiliki keterampilan yang luar biasa di bidang garmen. Ini harus terus dikembangkan dengan dukungan pelatihan yang lebih intensif serta pemasaran yang lebih luas agar mereka memiliki bekal ketika kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Selanjutnya, saat meninjau Dapur Lapas, Dirjen PAS, Mashudi, menegaskan bahwa standar kebersihan dan gizi bagi warga binaan harus selalu menjadi prioritas. Ia mengapresiasi manajemen dapur yang telah memenuhi standar keamanan pangan serta mendukung program pembinaan melalui keterlibatan warga binaan dalam pengolahan makanan.
“Pastikan makanan yang diberikan kepada warga binaan selalu memenuhi standar gizi yang baik. Selain itu, keterlibatan mereka dalam pengolahan makanan juga menjadi bagian dari pembinaan yang bermanfaat,” ujar Mashudi.
Pada sesi Pameran Hasil Karya Warga Binaan, rombongan melihat berbagai produk kreatif seperti kerajinan tangan, lukisan, serta hasil karya seni lainnya. Tim Komisi XIII DPR RI menilai bahwa hasil karya tersebut merupakan bukti nyata bahwa pembinaan di dalam Lapas berjalan dengan baik. Ia juga mendorong agar produk-produk ini memiliki akses lebih luas ke pasar dan dapat menjadi sumber pendapatan.
Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi dorongan bagi jajaran pemasyarakatan, termasuk Lapas Maros, untuk terus meningkatkan pembinaan bagi warga binaan serta memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pemasyarakatan di Indonesia.