Bulukumba – Dugaan kekerasan terhadap narapidana di ruang isolasi atau yang disebut “sel merah” di Lapas Kelas IIA Bulukumba terus menuai sorotan. Kali ini, Pusat Kajian Advokasi Anti Korupsi (PUKAT) Sulawesi Selatan angkat bicara dan meminta DPR RI, khususnya Komisi III, untuk turun tangan.
Direktur PUKAT Sulsel, Farid Mamma, menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi bukan sekadar persoalan pelanggaran administratif biasa, melainkan menyangkut hak dasar warga binaan yang dilindungi konstitusi.
“Kalau benar ada pembakaran pakaian dan kasur milik napi, serta tekanan mental selama di sel isolasi, maka ini pelanggaran serius. DPR RI, khususnya Komisi III, harus segera panggil pihak-pihak terkait,” kata Farid, Senin (28/7/2025).
PUKAT menilai, pengawasan oleh lembaga legislatif menjadi kunci untuk memastikan penyelidikan berjalan objektif dan tidak berhenti di klarifikasi internal semata. Ia menegaskan, investigasi harus melibatkan lembaga independen seperti Komnas HAM.
“Jangan sampai ada praktik yang merendahkan martabat warga binaan dibiarkan. Negara tak boleh tutup mata,” ujar Farid.
Sebelumnya, Ombudsman RI Perwakilan Sulsel dan ACC Sulsel juga telah menyampaikan keprihatinannya dan mendorong dibentuknya tim pencari fakta independen. Mereka menyebut ada indikasi kuat pelanggaran prosedur yang menyebabkan tekanan psikis pada sejumlah napi.
Seorang narapidana berinisial A mengaku melihat langsung peristiwa pembakaran pakaian di sel tersebut.
“Bajunya dibakar, kasur juga. Mereka sampai pinjam baju ke teman-temannya,” kata A, dalam kesaksiannya, Senin (21/7/2025).
Kepala Lapas Bulukumba, Akbar, mengakui adanya pembakaran namun menyebut itu bagian dari upaya pengamanan karena ada dugaan penyalahgunaan barang.
Sementara itu, Kakanwil Kemenkumham Sulsel, Rudy F. Sianturi, menjelaskan barang-barang yang dibakar adalah pakaian kotor yang sudah tidak layak pakai dan semua sudah diganti.
Namun, jawaban tersebut belum mampu meredam desakan publik. Masyarakat sipil menilai investigasi harus dilakukan secara menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang.
Sorotan terhadap “sel merah” Lapas Bulukumba kini terus menguat. Desakan dari berbagai elemen mendorong keterlibatan negara dalam menjamin perlindungan hak narapidana, tak terkecuali di balik tembok penjara. (Tim)