Makassar – Optimis tahun 2025 lebih banyak lagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) lancar membaca huruf-huruf Alqur’an. Rutan Kelas I Makassar mengambil langkah inovatif dalam melakukan pembinaan kepribadian, salah satunya dengan aksi pro aktif dari petugas Rutan yang bekerja sama dengan Wahdah Islamiyah Makassar untuk menjadi penguji dalam ujian kenaikan kelas bagi warga binaan yang belajar membaca Alqur’an dengan metode Dirosa (Metode Pendidikan Alqur’an Orang Dewasa). Bertempat di Masjid Nurul Iman Rutan Makassar. Rabu, (25/06).
Kepala Rutan Kelas I Makasasr, Jayadikusumah mengapresiasi antusiasme dari petugas yang ingin mendedikasikan diri dalam melakukan pembelajaran Al-Qur’an terhadap warga binaan yang mengadopsi metode Dirosa dari Lembaga Dakwah Wahdah Islamiyah Makassar.
Menurut Jayadikusumah, langkah ini tentu tidak hanya membawa nuansa positif di balik jeruji besi tetapi juga membuka pintu literasi agama bagi mereka yang sebelumnya buta huruf Al-Qur’an.
“Apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh petugas yang terlibat, khususnya di Subsi BHP. Terus semangat mengabdi sebagai petugas pemasyarakatan, semoga menjadi ladang pahala,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan Tahanan, Angga Satrya, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kepala Kesatuan Pengamanan yang telah mendukung kegiatan pembinaan dengan memberikan akses keamanan dan pengawasan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
“Tentu terima kasih kepada pak KP, pak Andi Erdiyangsah dan segenap jajaran Kesatuan Pengamanan atas kerjasama yang dalam membantu mengawasi jalannya program Dirosa hingga sampai pada tahap ujian kenaikan kelas ini,” tuturnya.
Salah satu staf Bantuan Hukum dan Penyuluhan (BHP), Akbar Ciremai, mengatakan bahwa untuk kegiatan pembelajaran Dirosa ini rutin dilakukan setiap hari di setiap blok. Tidak sedikit, banyak dari mereka yang sudah beranjak ke level Tahsin.
“Alhamdulillah ada 11 guru penguji dari Wahdah Islamiyah Makassar yang akan menguji 60 orang WBP dalam ujian kenaikan kelas Dirosa kali ini, berdasarkan survei di setiap blok metode dirosa ini membuktikan keberhasilannya, membantu banyak dari mereka yang sebelumnya tidak mengenal huruf Al-Qur’an, mengaji masih terbata-bata akhirnya sudah bisa lancar ngaji, sudah pake Al-Qur’an besar,” jelasnya. (*)