Gowa — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Sungguminasa terus menunjukkan komitmennya dalam menjalankan program pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Kali ini, WBP aktif mengikuti pelatihan dan praktik pembuatan kerajinan tangan berupa miniatur rumah adat dan perahu tradisional yang bernilai jual tinggi.30 Juli 2025
Karya yang dihasilkan pun sangat beragam dan sarat nilai budaya, mulai dari miniatur Rumah Adat Tongkonan khas Toraja, rumah miniatur Balla Lompoa, hingga miniatur Perahu Phinisi, ikon kemaritiman dari Sulawesi Selatan.
Aktivitas ini tidak hanya menjadi sarana menyalurkan bakat dan kreativitas para WBP, namun juga memiliki potensi ekonomi jika dipasarkan lebih luas ke masyarakat.
Kepala Lapas Narkotika Sungguminasa, Gunawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pembinaan yang berkesinambungan. “Kami ingin agar setiap WBP tidak hanya menjalani masa pidana dengan baik, tetapi juga keluar dengan keterampilan yang berguna.
Pembuatan miniatur rumah adat dan perahu Phinisi ini adalah contoh konkret bagaimana nilai-nilai budaya lokal bisa dikembangkan menjadi produk kreatif bernilai jual,” jelas Gunawan.
Gunawan menambahkan bahwa kegiatan positif seperti ini secara langsung mendukung proses reintegrasi sosial, membangun rasa percaya diri, dan menciptakan peluang ekonomi bagi para WBP pasca menjalani masa pidana.
“WBP kami selalu disibukkan dengan kegiatan positif. Ini bagian dari semangat kami untuk menjadikan Lapas sebagai tempat pembinaan yang produktif, bukan hanya sebagai tempat menjalani hukuman,” tegasnya.
Dengan pembinaan yang terstruktur dan pendampingan dari petugas terlatih, produk-produk hasil karya WBP Lapas Narkotika Sungguminasa diharapkan mampu menembus pasar pameran kerajinan maupun event UMKM sebagai bagian dari dukungan terhadap program industrialisasi pemasyarakatan.